Kamis, 25 Juni 2009

WORLD CHAMPIONSHIP - Indonesia Kirim 19 Pemain ke Kejuaraan Dunia


Jakarta, Kompas - Indonesia memastikan mengirim 19 pemain ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Hyderabad, India, 10-16 Agustus. Nama ke-19 pemain itu didaftarkan PB PBSI, Senin (22/6), yang menjadi hari terakhir pendaftaran pemain ke kejuaraan dunia.

Para pemain pelatnas Cipayung yang lolos ke kejuaraan tahunan ini adalah Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso (tunggal putra), Adriyanti Firdasari, Maria Kristin Yulianti (tunggal putri), Markis Kido/Hendra Setiawan, Bona Septano/M Ahsan, Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki (ganda putra), Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), Nova Widianto/Liliyana Natsir, Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (ganda campuran).

PBSI juga mendaftarkan Taufik Hidayat, peringkat keenam dunia, meski finalis Indonesia Super Series 2009 itu tidak lagi bergabung di pelatnas.

”Taufik memutuskan tetap berangkat, jadi kami daftarkan. Sebenarnya masih ada pasangan Flandy Limpele/Vita Marissa yang berhak ikut, tetapi keduanya memutuskan mundur sehingga tidak kami daftarkan,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh di Jakarta, Senin (22/6).

Dengan sisa waktu kurang dari dua bulan, PBSI berkonsentrasi untuk memulihkan kondisi fisik pemain. Sejumlah pemain yang penampilannya musim ini kerap diganggu cedera hanya akan berangkat jika benar-benar pulih.

”Mereka akan diperiksa dokter. Kalau menjelang keberangkatan masih meragukan, lebih baik tidak dipaksakan. Selain sulit meraih prestasi bagus, cederanya bisa parah jika dipaksa main,” ujar Lius.

Porsi latihan fisik juga akan ditingkatkan. Menurut Lius, evaluasi terhadap penampilan pemain di Indonesia Super Series memperlihatkan kurangnya stamina dan daya tahan.

”Tentu latihan disesuaikan dengan kondisi pemain, seperti Nova yang tak bisa disamakan dengan pemain yang lebih muda. Yang penting menjaga kondisi agar jika bermain rubber game tidak drop stamina dan daya tahannya,” ujar Lius.

Masalah fisik ini juga yang menjadi sorotan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault. Adhyaksa menilai, kegagalan pemain Indonesia meraih gelar juara di Indonesia Super Series disebabkan kekuatan fisik pemain yang kalah dibandingkan dengan pemain lawan.

”Saya sudah sampaikan ke Pak Djoko (Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso), kekalahan pemain kita lebih karena kekuatan fisik. Kalau dari segi teknik sama, tetapi dari fisik, pemain kita kurang,” kata Adhyaksa di Pontianak. (why/was)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar