Selasa, 30 Juni 2009

Bingo Bonanza Philippine Open Grand Prix Badminton Championship 2009


Bingo Bonanza Philippine Open Grand Prix Badminton Championship 2009 diselenggarakan mulai tanggal 30 Juni 2009 hingga 7 Juli 2009 di Manila, Filipina.

Pemain Indonesia yang akan berpartisipasi antara lain :

Tunggal Putra
1. Nugroho Andi Saputro*
2. Tommy Sugiarto
3. Yoga Saputro

Tunggal Putri
1. Aprilia Yuswandari
2. Melicia Kurniawan
3. Linda Weni Fanetri
4. Rizki Amelia Pradipta

Ganda Putra
1. Bona Septano / Muhammad Ahsan*
2. Rian Sukmawan * / Yonatan Suryatama Dasuki*
3. Fernando Kurniawan* / Lingga Lie*
4. Alvent Yulianto / Hendra Aprida Gunawan

Ganda Putri
1. Shendy Puspa Irawati* / Meiliana Jauhari*
2. Greysia Polii / Nitya Krishinda Maheswari
3. Pia Zebadiah Bernadet / Debby Susanto*

Ganda Campuran
1. Tantowi Ahmad* / Richi Puspita Dili
2. Fran Kurniawan* / Pia Zebadiah
3. Muhammad Rijal* / Debby Susanto*
4. Lingga Lie* / Keshya Nurvita Hanadia
5. Hendra Aprida / Vita Marissa

Keterangan :
(*) Pemain asal klub PB Djarum yang bergabung di pelatnas PBSI

Minggu, 28 Juni 2009

Malaysia Open Grand Prix Gold -27 Juni 2009-

Dua Ganda Gagal ke Final Malaysia Open
JOHOR, Kompas.com - Indonesia gagal menempatkan finalis di turnamen Malaysia Open Grand Prix Gold setelah ganda Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa dan Alvent Yulianto Chandra/Hendra AG kandas di babak semifinal, Sabtu.

Ganda campuran Hendra AG/Vita Marissa gagal mengatasi perlawanan unggulan 3 asal China, Xu Chen/Zhao Yunlei. Hendra/Vita menyerah dalam dua game 12-21 15-21 dalam pertandingan yang berlangsung 41 menit.

Sementara di nomor ganda putera, Hendra AG yang berpasangan dengan Alvent Yulianto Chandra juga gagal ke semifinal. Unggulan kelima ini disingkirkan unggulan dua dari Malaysia, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong rubber game 13-21 21-17 11-21 dalam 37 menit.

Di babak final yang akan berlangsung, Minggu (28/6) tempat final hanya diisi para pemain dari China dan Malaysia. China bahkan berhasil menciptakan dua all chinese final di ganda campuran dan tunggal puteri.

Indonesia Gagal ke Final
JAKARTA - Sirna sudah harapan Indonesia merebut tiket final Malaysia grand prix 2009. Dua wakil tersisa Merah Putih menyerah saat turun di semi final di Johor Bahru, Malaysia, Sabtu (27/6/2009).

Di ganda campuran, Hendra Aprida Gunawan/Vita Marissa sebenarnya memiliki kans nangkring di final. Apalagi, mereka memiliki kualitas sekaligus penampilan mengesankan sebelumnya. Sayang, kelebihan itu gagal dimanfaatkan mereka setelah ditaklukkan pasangan campuran China Xu Chen/Zhao Yunlei dua set langsung 12-21, 15-21.

Vita mengaku, keletihan ternyata menjadi penyebab mereka kandas ke final. "Mungkin tidak seperti dulu lagi ketika mampu tampil ngotot. Saya berharap kegagalan ini akan memberikan hikmah lebih giat lagi berlatih," ungkapnya.

Pasangan Alvent Yulianto/Hendra Aprida Gunawan pun mengalami hasil serupa. Mereka tak berkutik ketika berhadapan dengan unggulan kedua tuan rumah Koo Kien Keat/Tan Boon Heong melalui pertarungan tiga set 13-21, 21-17, 11-21.

Kegagalan mereka disinyalir Hendra tak mampu menyembunyikan keletihan setelah sebelumnya juga tampil di ganda campuran. Prestasi tak ada satu pun wakil Merah Putih tampil di partai pamungkas membuat kekuatan bulu tangkis semakin diragukan.

Sementara dua negara China dan tuan rumah Malaysia mendominasi final. Mereka sepertinya tak membiarkan negara lain ikut campur dalam pesta pembuktian siapa terbaik di final hari ini.

Di tunggal putra, pebulu tangkis 1 BWF asal Malaysia Lee Chong Wei akan menunjukkan kapabilitasnya saat menghadapi Chen Long (China). Chong Wei merebut satu tiket final setelah menyudahi perjuangan pemain Hong Kong Hu Yun 21-9, 21-8. Sedangkan Chen Long tak mau kalah setelah menumbangkan pemain Malaysia lainnya Wong Choong Hann 21-10, 21-16.

Pertarungan China-Malaysia kembali berlanjut di ganda putri. Pasangan Malaysia sekaligus unggulan pertama Chin Eei Hui/Wong Pei Tty akan berhadapan dengan pasangan Negeri Tiongkok Ma Jin/Wang Xiaoli setelah kedua pasangan itu mengalahkan lawan masing-masing di semi final. Chin/Wong tak menemui kesulitan membungkam pasangan Singapura Liu Fan Frances/Yu Yan Vanessa Neo 21-10, 21-9. Sedangkan Ma/Wang membungkam rekan senegara mereka Gao Ling/Wei Yili 21-13, 21-14.

Sisa dua gelar lainnya milik China dan Malaysia. China dipastikan merebut tunggal putri setelah terjadi China All Final melalui Wang Xin dan Wang Shixian. Kedua tunggal putri junior Negeri Tirai Bambu itu membuat kejutan melaju ke final setelah menaklukkan para unggulan. Wang Xin lolos setelah menghabisi unggulan keempat Malaysia Wong Mew Choo 21-18, 21-14. Sedangkan Wang Shixian di luar dugaan mengalahkan unggulan pertama asal Prancis Pi Hongyan 21-14, 21-15.

Negeri Jiran merebut sisanya setelah Malaysia All Final juga terjadi di ganda putra. Dua pasangan Malaysia, yakni Koo Kien Keat/Tan Boon Heong akan bertarung mati-matian menghadapi junior mereka Gan Teik Chai/Tan Bin Shen.
(Edi Yulianto/Koran SI/msy)

Kamis, 25 Juni 2009

WORLD CHAMPIONSHIP - Indonesia Kirim 19 Pemain ke Kejuaraan Dunia


Jakarta, Kompas - Indonesia memastikan mengirim 19 pemain ke Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2009 di Hyderabad, India, 10-16 Agustus. Nama ke-19 pemain itu didaftarkan PB PBSI, Senin (22/6), yang menjadi hari terakhir pendaftaran pemain ke kejuaraan dunia.

Para pemain pelatnas Cipayung yang lolos ke kejuaraan tahunan ini adalah Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso (tunggal putra), Adriyanti Firdasari, Maria Kristin Yulianti (tunggal putri), Markis Kido/Hendra Setiawan, Bona Septano/M Ahsan, Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki (ganda putra), Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri), Nova Widianto/Liliyana Natsir, Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita (ganda campuran).

PBSI juga mendaftarkan Taufik Hidayat, peringkat keenam dunia, meski finalis Indonesia Super Series 2009 itu tidak lagi bergabung di pelatnas.

”Taufik memutuskan tetap berangkat, jadi kami daftarkan. Sebenarnya masih ada pasangan Flandy Limpele/Vita Marissa yang berhak ikut, tetapi keduanya memutuskan mundur sehingga tidak kami daftarkan,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh di Jakarta, Senin (22/6).

Dengan sisa waktu kurang dari dua bulan, PBSI berkonsentrasi untuk memulihkan kondisi fisik pemain. Sejumlah pemain yang penampilannya musim ini kerap diganggu cedera hanya akan berangkat jika benar-benar pulih.

”Mereka akan diperiksa dokter. Kalau menjelang keberangkatan masih meragukan, lebih baik tidak dipaksakan. Selain sulit meraih prestasi bagus, cederanya bisa parah jika dipaksa main,” ujar Lius.

Porsi latihan fisik juga akan ditingkatkan. Menurut Lius, evaluasi terhadap penampilan pemain di Indonesia Super Series memperlihatkan kurangnya stamina dan daya tahan.

”Tentu latihan disesuaikan dengan kondisi pemain, seperti Nova yang tak bisa disamakan dengan pemain yang lebih muda. Yang penting menjaga kondisi agar jika bermain rubber game tidak drop stamina dan daya tahannya,” ujar Lius.

Masalah fisik ini juga yang menjadi sorotan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault. Adhyaksa menilai, kegagalan pemain Indonesia meraih gelar juara di Indonesia Super Series disebabkan kekuatan fisik pemain yang kalah dibandingkan dengan pemain lawan.

”Saya sudah sampaikan ke Pak Djoko (Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso), kekalahan pemain kita lebih karena kekuatan fisik. Kalau dari segi teknik sama, tetapi dari fisik, pemain kita kurang,” kata Adhyaksa di Pontianak. (why/was)

Nova dan Liliyana Akan "Diceraikan"


PB PBSI mulai mencari pasangan baru bagi Liliyana Natsir. Ini dilakukan untuk mengantisipasi mundurnya Nova Widianto dari Pelatnas Cipayung.

Saat ini, Nova/Liliyana merupakan ganda campuran nomor dua dunia. Namun, seiring usia Nova yang sudah melewati masa jaya, yakni 32 pada tahun ini, maka PBSI mencari pasangan baru Liliyana.

Karena itu, Nova/Liliyana akan dipecah dalam beberapa turnamen untuk mencoba Liliyana berpasangan dengan pemain lain. Menurut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Lius Pongoh, Nova sendiri yang meminta hal tersebut.

Seusai kalah di Djarum Indonesia Open Super Series pekan lalu, Nova mengaku fisiknya mulai melemah. Dia sudah tidak mampu bermain sebaik dulu.

"Saya rela dikurangi jatah mengikuti turnamen untuk memberi kesempatan bagi yang lebih muda. Saya juga ingin agar Butet (panggilan Liliyana) dicoba dipasangkan dengan pemain lain karena dia masih muda dan kariernya masih panjang," ujar Nova yang sebelum berpasangan dengan Liliyana juga sukses dengan Vita Marissa.

Nova mengaku masih bisa bermain hingga 2010 jika diharapkan membela Indonesia di Asian Games. "Tapi kalau olimpiade (2012) terlalu jauh," katanya.

Soal pemain yang kemungkinan dapat dipasangkan dengan Liliyana, Lius mengatakan, ada tiga orang yakni Muhammad Rijal, Fran Kurniawan, dan Tantowi Ahmad, meskipun ketiganya sudah mempunyai pasangan tetap. Rijal berpasangan dengan Debby Susanto, Fran dengan Pia Zebadiah, dan Tantowi dengan Richi Puspita Dili.

Jika dibandingkan dengan satu pasangan lainnya, Devin Lahardi/Lita Nurlita, ketiga ganda tersebut relatif masih baru.

"Tapi semuanya masih harus dibicarakan dengan pelatih, nanti Richard (Mainaky, pelatih ganda campuran) yang menentukan," tambah Lius.

Bersama Nova, Liliyana yang pada 9 September nanti akan berusia 24 tahun, sudah sepekan ini peringkatnya turun ke urutan dua dunia. Sebelumnya, mereka menjadi pemain nomor satu selama lebih dari satu tahun.

Dari enam turnamen Super Series yang sudah digelar tahun ini, pasangan tersebut hanya meraih satu gelar yakni di Malaysia Terbuka. Mereka tersingkir pada babak kedua di Korea dan mencapai delapan besar di All England dan Swiss.

Langkah mereka dihentikan pasangan China, Xie Zhongbo/Zhang Yawen, di semifinal Singapura. Pekan lalu, giliran Zheng Bo/Ma Jin yang menghentikan mereka di perempat final Indonesia Terbuka, dan pasangan China tersebut akhirnya menjadi juara.





sumber : kompas.com

Minggu, 14 Juni 2009

FINAL RESULTS Singapore SS ’09 : Pulang Tanpa Gelar, Tradisi Juara Buyar

Merasa puas atau tidak, Indonesia tahun ini harus pulang tanpa gelar di gelaran Super Series kelima tahun 2009. Dengan hasil ini, Indonesia gagal mempertahankan tradisi gelar juara yang sudah terpelihara sejak tahun 2004 hingga 2008.

Sabetan raket Luvent dan NoLyn di tahun 2004 mampu mengantongi dua gelar bagi tim Indonesia. Setahun setelahnya, giliran Taufik Hidayat dan Candra/Sigit yang menumbang 2 mahkota juara. Berturut-turut selama 3 tahun dari 2006 hingga 2008, ganda campuran selalu berhasil menyelamatkan tradisi gelar yang diraih oleh NoLyn, FlaVi dan akhirnya setahun yang lalu NoLyn kembali berhasil merebut gelar mereka kembali. Meskipun raihan dua gelar runner up di tahun ini tidak lebih baik dari catatan para duta merah putih di 5 tahun sebelumnya, namun paling tidak ada bekal yang dapat di evaluasi oleh para atlet, pelatih dan insan terkait guna tampil lebih maksimal di turnamen berikutnya.

Ganda Putri, Tumbang Dengan Acungan Jempol

Pertarungan antara duo srikandi Indonesia, Grace/Nitya menghadapi unggulan ke-5, Zhang Yawen/Zhao Tingting (foto 1) membuka perseteruan babak final. Reli-reli panjang khas ganda putri akhirnya membuka set ini dengan keunggulan 4-2. Meskipun GraNi memiliki perkembangan pesat dari sisi pertahanan dan variasi dalam megembalikan bola, beberapa kesalahan sendiri yang masih dilakukan oleh tandem kedua Pelatnas ini membuat ganda China berbalik unggul 6-4 dan 10-6. Bola tanggung dari Grace yang diamnfaatkan dengan baik oleh Zhao, pengembalian bola Nitya yang melebar dan olahan bola Zhao Tingting di area baseline mengubah kedudukan menjadi 13-8 untuk Zhang/Zhao.

Bola tanggung Zhao Tingting dan dua kesalahan beruntun dari Zhang Yawen sempat memperkecil selisih poin menjadi 14-11 namun pengembalian Nitya yang melebar, bola tangggung Grace yang ditutup dengan smash Zhao Tingting, serta netting tipis Grace yang tidak melewati net akhirnya kembali membuat Zheng/Gao unggul 18-12. Pengembalian Zhao Tingting yang melebar dan Zhang Yawen yang tidak mampu mengembalikan bola dengan sempurna menambah angka bagi GraNi namun Nitya yang tidak siap menerima smash gagal mengembalikan ‘placing’ Zhao di depan net, 14-19. Jumping smash Grace yang gagal melewati net dan bola silang Zhao Tingting di area kosong akhirnya menutup set ini untuk kubu China 21-14.

Di set kedua, GraNi kembali mampu meladeni permainan reli pasangan China. Pukulan-pukulan sulit keduanya mampu membuat Zhang/Zhao kelimpungan dalam mengejar bola. Angka demi angka yang dikoleksi oleh pasangan China harus diraih melewati permainan reli panjang yang melelahkan walaupun di akhir reli ganda Indonesia akhirnya melakukan kesalahan sendiri. Duet negeri panda kembali unggul 6-2 dan 8-3 ketika ‘placing’ Zhao Tingting dan serobotannya gagal dikembalikan oleh GraNi. Tiga kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Nitya yang gagal mengambalikan bola setelah terlibat reli-reli panjang juga makin membuat kejayaan bagi Zhang/Zhao.

GraNi sempat mendapatkan ‘second winning’ 8-7 ketika penempatan bola-bola Grace di area kosong sekitar baseline dan di depan net tidak mampu dibalikkan oleh duo China. Namun selisih poin kembali melebar 14-9 dengan penempatan bola-bola Zhao Tingting di depan net dan variasi bola Nitya yang terlalu melebar. Smash beruntun Nitya, servis Grace yang gagal dan smash Yawen yang gagal melewati net mengubah kedudukan menjadi 15-11. Di titik inilah Zhang/Zhao memaku pasangan merah putih dengan 4 angka beriring yang mengantarkan mereka kepada angka kritis 19-11 yang dihasilkan dari smash silang Nitya yang melebar, ‘placing di depan net Zhao Tingting dan bola potong Zhang Yawen.

Indonesia kembali menambah dua angka ketika Zhao Tingting gagal mengembalikan bola di depan net serta smash Grace yang dikembalikan melebar oleh Zhao namun bola tanggung Nitya yang dipotong oleh Zhao di depan net mengantarkan pasangan tirai bambu pada ‘match point’ 20-13. Permainan netting yang dikembalikan melebar oleh Grace akhirnya memastikan kemenangan Yawen/Tingting 21-13 yang sekaligus merupakan gelar pertama bagi tim China.

Tunggal Putri, Zhou Mi Kukuhkan Tahta 1 Dunia

Partai kedua antara dua singa yang sudah malang melintang di event bulutangkis dunia menyajikan pertarungan ketat di set pertama dan kedua. Setelah terlibat saling mengejar angka dari awal set pertama hingga kedudukan setara di angka 5, Xie akhinya mampu unggul jauh 9-5 ketika drop shot silang dan penempatan Xingfang mampu membuahkan poin demi poin selain karena pengembalian backhand Zhou Mi yang gagal di depan net. Zhou Mia akhirnya mampu memperkecil gap poin 10-12 ketika drop shot silangnya gagal dikembalikan oleh Xingfang dan olahan bola Xie di depan net gagal menghasilkan poin.

Selisih dua angka antara kedua pemain ini berlanjut hingga kedudukan 13-11, 14-12 dan 15-13 dari hasil pukulan smash dan penempatan yang akurat. Gap 1 poin bahkan sempat terjadi hingga skor imbang 17-17 saat Zhou tampil lebih agresif dengan serangannya namun beberapa kali juga melakukan penegmbalian yang teralalu melebar. Tiga angka beruntun yang dikoleksi Zhou dari pengembalian Xingfang yang terlalu melebar saat melakukan ‘placing’ di depan net, penegmbalian Xingfang yang terlalu lemah di depan net, serta smashnya yang gagal melewat net, 20-17. Xingfang nyaris berhasil memaksakan ‘deuce’ ketika bola smash dan serobotan Xingfang hanya mampu dilihat begitu saja oleh Zhou Mi, 19-20. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan di atas angin, Zhou akhirnya berinisiatif untuk menutup set ini dengan smash keras dari bola tanggung Xie yang mengambang di atas net, 21-19.

Ketatnya persaingan kedua pemain senior ini kembali tersaji di set kedua. Xingfang akhirnya berhasil mendahului perolehan poin meskipun kemudian mampu di susul oleh Zhou Mi. Selisih 1-2 poin sudah berlangsung dari awal set hingga jeda interval 11-9 dan 12-10 untuk Xie. Reli-reli panajang yang ditutup oleh drop shot tajam atau penempatan bola yang tak terjangkau menjadi senjata andalan kedua pemain ini untuk menghasilkan poin demi poin. Zhou sempat menyamakan kedudukan di titik 12 ketika smash return Xie gagal melewati net dan drop shot silang Zhou gagal dikembalikan oleh Xingfang.

Namun Xie seoleha-olah tak mau melepaskan set ini dan bermain ngotot untuk terus memimpin 14-12 dan 15-13 ketika masing-masing pemain mengoleksi poin dari kesalahan lawannya. Setelah gagal melakukan drop shot di depan net, Xingfang berhasil meluncur 18-14 dari bola potong Xie di depan net serta ‘unforced error’ dari Zhou. Namun Zhou kembali berhasil menyamakan angka di titik 18 dari smash keras Zhou Mi setelah reli-reli panjang dengan memanfaatkan bola tanggung Xingfang. Merebut 3 angka beruntun dari dorongan bola Xie ke area baseline, penempatan bola Zhou yang gagal melampaui net, serta smash Xingfang yang tidak dikembalikan sempurna oleh Zhou, Xingfang akhirnya memkasa rubber set 21-18.

Entah karena faktor stamina yang menurun setelah berjibaku dengan reli-reli panjang di dua set sebelumnya atau justru motivasi Xie yang sudah padam, pemain paling senior tim China tersebut langsung tertinggal 2-7 karena kesalahan sendiri yang gagal mengembalikan bola. Zhou Mi semakin jauh meluncur dan menggandakan skornya menjadi 14-5 ketika smash dan drop shot Xie berkali-kali melebar dari lapangan permainan setelah mendapat tekanan dari smash-smash silang Zhou yang cukup keras. Tiga poin dari smash Zhou dan dua kesalahan Xie yang ragu-ragu dalam mengambalikan bola mengantar Zhou pada angka kritis 17-6.

Bola-bola serobotan Xie dan penempatannya di area baseline sempat memperkecil gap Xingfang menjadi 9-19. Smash silang Xie kembali menambah 1 poin bagi peraih perak Olimpiade Beijing tersebut namun drop shot dan smash silang Zhou Mi akhirnya menutup set ini untuk memastikan gelar sekaligus tahtanya di peringkat satu dunia.

Ganda Putra, KiNdra Buyarkan Tradisi Juara

Setelah tumbangnya NoLyn di laga semifinal kemarin, peringkat teratas ganda putra, Markis/Hendra (1) untuk mempetahankan tradisi gelar juara di Singapore SS yang terus berlanjut dari tahun 2004 hingga 2008. Namun apa yang diharapkan ternyata jauh dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Penampilan antiklimaks KiNdra setelah di babak semifinal menang mudah atas duo Denmark ternyata justru tak mampu membendung satu-satunya wakil Eropa yang tersisa, Anthony Clark/Nathan Robertson. Gejala kekalahan KiNdra sebenarnya sudah terlihat sejak awal set pertama ketika Kido yang seharusnya mampu menjadi ‘playmaker’ justru tak tampil dalam performa terbaiknya dan banyak melakukan kesalahan sendiri.

Gagal mengembalikan bola di depan net membuat tandem Indonesia tertinggal 2-5 dan 3-9. Kido tidak hanya gagal dalam melakukan serangan smash dan mengembalikan smash di depan net namun justru saat melakukan servis yang seharusnya menjadi modal utama yang harus dimiliki oleh seorang pemain. Penampilan KiNdra yang tidak ‘in’ dan jauh dari yang diharapkan membuat setiap pukulan yang merka lakukan menjadi serba salah dan selalu mebuahkan poin bagi lawan. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik oleh Nathan/Anthony untuk terus menekan dan meluncur dengan perolehan angka 12-6 dan 17-9.

Sempat menambah dua angka dari bola tanggung yang diselesaikan dengan baik oleh Kido, adu drive yang ditutup oleh kesalahan sendiri dari Nathan Robertson dan smash Hednra di area baseline mengubah kedudukan menjadi 12-18. Untuk kesekian kalinya, penempatan Nathan di area baseline yang tidak terbendung, smash Nathan yang dibuang keluar oleh Hendra dan backhand Markis yang gagal melampaui net akhirnya menutup set ini dengan mudah untuk duo Inggris, 21-12.

Duo KiNdra tidak hanya kehilangan hubungan yang solid dalam setiap pukulannya namun pertahanan keduanya yang selalu sulit untuk ditembus kali ini justru tak berkutik menghadapi serangan beruntun dari pasangan Inggris. Sebaliknya, Nathan tampil brilian dan tidak menyiakan setiap kesempatan untuk melakukan serangan dan menekan pasangan Indonesia. Berharap akan mendapatkan perubahan dari permainan KiNdra di set kedua ternyata justru mbuahkan harapan kosong. Kekecewaan publik pendukung Indonesia yang tetap setia memberi semangat kepada peraih emas Olimpiade Beijing tersebut akhirnya harus kembali terurai ketika Kindra kembali tertinngal 1-7 dan 2-10 di paruh awal set.

Bukan hanya Kido yang mengalami degradasi permainan, Hendra pun akhirnya ikut tertular dan mulai melakukan banyak kesalahan sendiri. Duet Anthony/Nathan terus meluncur dengan skor 14-5, 17-6 dan 19-7. Bahkan tidak hanya Anthony saja yang berhasil mengontrol pertandingan di set ini, Anthony Clark pun sudah meningkatkan kepercayaan dirinya untuk terus menekan dengan smash dan penempatan bola-bolanya di bagian baseline. Penempatan bola Hendra yang membelah diantara kedua pasangan serta smash beruntun sempat menambah angka pasangan Indonesia 9-19 namun smash beruntun mengantarkan Inggris pada ‘match point’ 20-9. Kesalahan penegembalian Anthony di depan net dan serobotan Hendra di area baseline kembali mengubah kedudukan untuk merah putih namun untuk kesekian kalinya, servis Kido yang gagal melewati net akhirnya menutup set ini dan memastikan gelar perdana duo Inggris 21-11.

Ganda Campuran, Yawen Gagal Manfatkan Momentum

Pertarungan antara sesama wakil China tersaji di partai keempat antara unggulan ke-5, Zheng Bo/Ma Jin menghadapi Xie Zhongbo/Zhang Yawen (6). Harus diakui bahwa Yawen memiliki stamina yang luar biasa setelah bermain cukup memeras tenaga menghadapi duo srikandi Indonesia di laga pembuka namun tetap mampu bermain maksimal di dua set awal menghadapi Zheng/Ma. Dari awal set hingga kedudukan 8-8, kedua pasangan saling kejar mengejar dengan selisih 1 poin. Xie/Zhang akhirnya mampu unggul 12-8 dan 13-9 ketika beberapa penempatan bola keduanya gagal dikembalikan dengan baik oleh Zheng/Ma. Kesalahan sendiri dari Zheng/Ma juga memudahkan Xie/Zhang untuk terus meraih poin demi poin.

Tekanan beruntun Zheng Bo lewat smash-smash kerasnya dan penempatan bola akurat dari Ma Jin di depan net mengubah kedudukan menjadi 18-15 untuk Zheng/Ma di angka-angka kritis. Namun tak mau menyerah begitu saja, Xie/Zhang perlahan berhasil mengejar ketertinggalannya dan menyamakan kedudukan di angka 19. Penempatan bola Yawen di area baseline yang kosong dan smash Xie Zhongbo yang gagal dikembalikan oleh Ma Jin di depan net akhirnya menutup set ini untuk Xie/Zhang 21-19.

Di set kedua, Xie/Zhang kembali menunjukkan kedigjayaan mereka untuk unggul 8-1 dan 10-4 sebelum jeda interval ketika beberapa kali adu reli tidak mampu dengan sempurna dibalikkan oleh Zheng/Ma. Perlahan namun pasti, paska jeda interval Zheng/Ma berhasil memperkecil selisih poin menjadi 9-14 dan 12-15 dan akhirnya tersamakan di titik 15 ketika smash keras Zheng Bo dan serobotan Ma Jin berhasil mematahkan perlawanan Xie/Zhang. Saling memimpin dan selisih 1 poin kembali terjadi hingga skor 19 sama. Dua kesalahan sendiri Xie Zhongbo yang menyebabkan bola terlalu melebar akhirnya memaksakan rubber set untuk keunggulan Zheng/Ma 21-19.

Stamina dan konsentrasi yang menurun dari Xie/Zhang membuat keduanya banyak melakukan kesalahan sendiri di set ke-3. Zheng Bo yang terus meningkat kepercayaan dirinya setelah memenangkan duel kritis di set kedua terus menghujani tekanan bagi keduanya dengan smash-smash keras. Keduanya meluncur dari 7-3 menjadi 15-5 dan 17-6. Dengan sisa-sisa tenaga, Xie/Zhang mencoba untuk bangkit dan menysul 10-17 namun 3 angka beriring yang dikantongi oleh Zheng/Ma akhirnya mengantarkan keduanya pada ‘match point’ 20-10 dan menutup set ini 21-11.

Tungga Putra, Tak Ada Kesempatan Kedua

Keberuntungan ruapanya masih belum berpihak kepada tunggal Thailand, Boonsak Ponsana untuk mengulang raihan prestasi yang pernah dicapinya di turnamen ini dua tahun yang lalu. Ditantang oleh wakil China, Bao Chunlai (foto 2), Boonsak akhirnya menyerah setelah melewati pertarungan rubber set. Di set pertama, Bao yang menguasai jalannya pertandingan sempat tersusul di angka 14 ketika telah berhasil memimpin 9-4 dan 12-7. Boonsak yang pada awalnya sulit untuk mengantisipasi olahan bola Bao di depan net dan beberapa kali melakukan kesalahan sendiri mampu tampil menekan dengan smash-smash dan drop shot yang ditempatkan di daerah tak terjangkau. Kematangan dan pengalaman Baolah yang akhirnya membuatnya kembali unggul 16-14, 19-16 dan menutup set ini 21-19.

Di set kedua, Bao tampil lebih agresif namun seringkali tidak sabar dalam melayani bola-bola Boonsak. Memanfatkan situasi ini, Boonsak mampu unggul 6-3 dan 11-8 saat jeda interval. Meski sempat terkejar dan tersamakan kedudukannya, Bao kembali tertinggal setelah beberapa kali melakukan kesalahan sendiri sedangkan sebaliknya Boonsak tampil ‘smart’ dalam strategi penempatan bola. Memimpin dengan 17-13 dan 20-14, tunggal terbaik negeri gajah putih tersebut akhirnya berhasil memaksakan rubber set 21-16.

Boonsak kembali berjaya menguasai paruh awal set ketiga dengan tampil menyerang namun tetap menggunakan strategi penempatan bola dan olahan bola di depan net/. Leading dengan 4-2, 7-3 dan 10-6, Boonsak mampu mengontrol jalannya pertandingan di sepanjang awal set ketiga ini. Namun karakter ulet pemain China kembali terjajal setelah jeda interval dimana Bao mampu merebut 9 angka beruntun dan mengubah kedudukan dari tertinggal 6-10 menjadi unggul 15-10. Memontum ini tidak disia-siakan oleh Bao untuk bangkit dan terus mempertahankan keunggulannya. Meskipun kedua pemain tampil maksimal dan minim dalam melakukan ‘unforced error’ Bao yang lebih agresif dan letih tepat dalam melakukan serangan-serangan kejutan melaju dengan skor 16-13 dan 17-14. Tiga angka beruntun yang dikoleksi Bao mengantarkannya pada match point 20-14. Boonsak sempat menambah 1 angka sebelum Bao menyelesaikan set ini lebih dulu 21-15 sekaligus mempersembahkan gelar ketiga bagi tim naga tersebut.

“Paling tidak kita lebih baik dari Malaysia, Denmark, dan Korea yang pulang tanpa gelar” ungkap salah seorang pecinta badminton Indonesia yang ikut memadati Singapore Indoor Stadium saat diminta untuk menanggapi raihan hasil tim Indonesia di turnamen Singapore SS 2009 yang baru saja usai dihelat. Dua gelar runner up dengan catatan yang berbeda berhasil di sumbang oleh dua wakil Indonesia yang bertarung di babak final. Meskipun ungkapan tersebut hanya sekedar pengobat kekecewaan atas penampilan para jagoan mereka namun merah putih harus tetap bangkit untuk menyongsong turnamen Super Series berikutnya yang akan digelar di Jakarta mulai selasa (17/6) ini.


www.bulutangkismania.wordpress.com

jadwal latihan gjarum indonesia open 2009

jadwal latihan para atlet (ada 4 lapangan yang digunakan) :

1. 10 AM -12 AM : CANADA, BULGARIA, GERMANY, BELGIUM

2. 12 AM – 2 PM : ENGLAND, RUSSIA, SINGAPORE

3. 2 PM – 4 PM : AUSTRIA, POLAND, HONGKONG, TAIPEI

4. 4 PM – 6 PM : INDONESIA

5. 6 PM – 8 PM : INDIA, NETHERLANDS

6. 8 PM – 10 PM : DENMARK, KOREA

RAN-ratu lebah

RAN – Ratu Lebah

kasihku kau telah membuatku
berangan jauh ke awan
ku terbang karena terpesona
olehmu yang cantik rupawan

*
walaupun cintaku ini tak semanis madu
tapi hati ini kan selalu jadi milikmu

Reff:
bila engkau ratu lebahku
akankah ku jadi rajamu
kan kujaga cinta kita
berdua untukmu selalu
bila suatu hari nanti
berdua kita kan pergi
kan ku ajak kau terbang
untuk menyambut mentari

ku ingin kau menjadi milikku selalu
ku dekap dirimu dekat dengan hatiku
dan takkan ku lepas sayang

kau bagaikan sinar mentari
bersinar di pagi hari
terus berlari lari
kan ku kejar dirimu sayang

back to * , Reff , Reff

kepakanlah sayapmu
terbanglah tinggi dan bawalah hati ini bersamamu
bila kau akan terbang pergi jauh ku bersamamu

back to * , Reff , Reff


Lirik'>http://liriklaguindonesia.net/r/ran/ran-ratu-lebah/">Lirik lagu RAN – Ratu Lebah ini dipersembahkan oleh LirikLaguIndonesia.Net. Kunjungi DownloadLaguIndonesia.Net untuk download'>http://downloadlaguindonesia.net/downloadmp3terbaru/">download MP3 RAN – Ratu Lebah.


Selasa, 09 Juni 2009

DJARUM INDONESIA OPEN SUPER SERIES 2009

Djarum Indonesia Open Super Series 2009 akan diadakan mulai tanggal 16 Juni – 21 Juni 2009 bertempat di Istora Senayan – Jakarta. Turnamen yang mempunyai kategori BWF Super Series ini berhadiah USD 250,000.
Berikut pemain-pemain PB Djarum yang akan berpatisipasi pada turnamen Djarum Indonesia Open Super Series 2009:

Tunggal Putra : 1 Nugroho Andi Saputro *2 Andre Kurniawan Tedjono3 Dionysius Hayom Rumbaka4 Andreas Adityawarman5 Bandar Sigit Pamungkas6 Riyanto Subagja

Tunggal Putri : 1 Maria Kristin Yulianti *2 Fransiska Ratnasari3 Maria Febe Kusumastuti4 Rosaria Yusfin Pungkasari5 Maria Elfira Christina6 Febby Agguni7 Ana Rovita

Ganda Putra : 1 Mohammad Ahsan * / Bona Septano **2 Rian Sukmawan * / Yonathan Suryatama Dasuki *3 Fernando Kurniawan * / Lingga Lie *4 Afiat Yuris Wirawan * / Wifqi Windarto *5 Muhammad Ulinnuha / Berry Angriawan6 Didit Juang Indrianto / Seiko Wahyu Kusdianto7 Luluk Hadiyanto / Rendra Wijaya

Ganda Putri : 1 Shendy Puspa * / Meiliana Jauhari *2 Annisa Wahyuni * / Anneke Feinya **3 Komala Dewi * / Keshya Nurvita **4 Debby Susanto * / Pia Zebadiah **5 Jenna Gozali / Rufika Olivta6 Delis Yuliana / Yayu Rahayu

Ganda Campuran : 1 Tantowi Ahmad * / Puspita Richi Dili **2 Muhammad Rijal * / Debby Susanto *3 Fran Kurniawan * / Pia Zebadiah **4 Didit Juang Indrianto / Yayu Rahayu5 Muhammad Ulinnuha / Jenna Gozali


Keterangan : * Pemain klub PB Djarum yang bergabung di pelatnas PBSI** Pemain dari klub lain yang bergabung di pelatnas PBSI


Para Pemain:

Yonathan Suryatama Dasuki

Shendy Puspa Irawati

Rosaria Yusfin Pungkasari

Maria Febe Kusumastuti

Rian Sukmawan

Mohammad Ahsan

Nugroho Andi Saputro

Maria Kristin Yulianti

Maria Elfira Christina

Meiliana Jauhari

Luluk Hadiyanto

Fran Kurniawan

Andre Kurniawan Tedjono

Andreas Adityawarman

Debby Susanto

Febby Angguni

Afiat Yuris Wirawan

Annisa Wahyuni

Berry Angriawan

Komala Dewi

Muhammad Ulinnuha

Rendra Wijaya

Seiko Wahyu Kusdiyanto

Wifqi Windarto

Ana Rovita

Riyanto Subagja

Fernando Kurniawan

Dionysius Hayom Rumbaka

Bandar Sigit Pamungkas

Lingga Lie

Rufika Olivta

Jenna Gozali

Tantowi Akhmad

Didit Juang Indrianto

Delies Yuliana

Muhammad Rijal

Yayu Rahayu